Tantangan Media Sosial:Sebuah Analogi

Source: iStock

Sofia, cewek kelas 9 yang terkenal suka posting di media sosial, lagi berada di puncak kejayaannya. Setiap kali dia upload foto atau video, pasti banyak yang like dan komen. Tapi, di balik itu semua, dia merasa ada yang kurang. Semua perhatian yang didapat nggak terasa nyata, cuma sebatas angka dan komentar kosong. Sampai akhirnya, Sofia dapet tantangan viral dari temannya, Ray. Tantangannya sih sederhana, tapi cukup bikin deg-degan: “Upload video diri kamu ngelakuin sesuatu yang di luar kebiasaan, tanpa filter, tanpa edit, dan tunjukin siapa diri kamu yang sebenarnya.”

Awalnya Sofia ragu, soalnya dia nggak pernah bener-bener tampil “apa adanya” di medsos. Semua fotonya udah pasti diedit, dari pencahayaan sampai filter, biar kelihatan sempurna. Tapi, tantangan itu terus aja terngiang di kepalanya. Akhirnya, dia mikir, “Kenapa nggak coba aja? Mungkin ini saatnya buat ngebuktiin kalau gue nggak cuma jadi sosok yang ideal di dunia maya, tapi juga di dunia nyata.”

Dengan sedikit rasa takut dan cemas, Sofia akhirnya memutuskan untuk upload video pertama kali tanpa filter dan editing. Dia cuma berdiri di depan kamera, ngomongin tentang hidupnya yang nggak selalu sempurna, tentang perasaan insecure yang sering dia rasakan, dan gimana dia berusaha untuk terus menjadi diri sendiri meskipun sering terjebak dalam tekanan sosial media. “Ini gue yang sebenarnya,” katanya di akhir video.

Dan nggak disangka, video itu langsung viral. Bukannya dihujat atau dikomentarin negatif, Sofia justru dapet ribuan komentar positif dari banyak orang yang merasa relate dengan apa yang dia ucapkan. Banyak yang merasa sama, dan video itu malah jadi pemicu bagi mereka buat lebih jujur dan autentik di media sosial. Sofia mulai sadar, kalau tampil jujur dan apa adanya ternyata lebih memuaskan daripada sekadar mengejar angka likes atau followers. Dia pun merasa lebih lega dan merasa bangga karena udah berani keluar dari zona nyaman.

Sejak itu, Sofia nggak lagi terlalu mikirin gimana orang lain melihat dirinya di dunia maya. Dia lebih fokus pada kualitas hidup yang dia jalani dan orang-orang yang benar-benar peduli sama dia, bukan sekadar jumlah pengikut. Tantangan media sosial itu nggak cuma mengubah cara pandangnya terhadap dunia maya, tapi juga cara dia melihat dirinya sendiri.

Share and Enjoy !

Shares

2 thoughts on “Tantangan Media Sosial:Sebuah Analogi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *